Kamis, 12 Oktober 2017

Omniprocessor, Sulap Kotoran jadi Air Minum


Hasil gambar untuk mesin the omniprocessor

Terdengar suara tepuk tangan ketika Bill Gates meminum segelas air dari keran di pabrik OmniProcessor. "Rasanya sama seperti air mineral dari kemasan botol," kata Gates, yang didampingi oleh Peter Janicki, pendiri dan pemimpin pabrik yang berlokasi di kawasan Sedro-Woolley di Washington, Amerika Serikat.

Air yang diminum Gates, pendiri Microsoft, berasal dari tinja manusia. Senin pekan lalu, dia mengunggah video minum air itu dalam blog pribadinya, Gatesnotes.com. Sebelum menjadi air layak minum, limbah hasil buang hajat itu diolah terlebih dulu dalam OmniProcessor. Rangkaian mesin seperti pembangkit listrik inilah yang menyulap tinja menjadi air jernih hanya dalam lima menit. Setelah mempelajari rekayasa di balik itu, Gates mengatakan, "Saya akan dengan senang hati meminumnya setiap hari, dan ini aman."
Hasil gambar untuk mesin the omniprocessor

OmniProcessor dirancang dan dibangun oleh Janicki Bioenergy, perusahaan rekayasa teknologi yang bermarkas di Seattle, Amerika Serikat. Mesin canggih seharga US$ 1,5 juta ini berfungsi membakar dan menyaring kotoran manusia untuk menghasilkan listrik dan air. Mesin beroperasi pada suhu 1.000 derajat Celsius-standar emisi yang ditetapkan pemerintah Amerika-guna menghasilkan air yang steril dan tidak berbau.

Pendiri Janicki Bioenergy, Peter Janicki, mengatakan OmniProcessor adalah gabungan antara pembangkit listrik bertenaga uap, insinerator, dan sistem penyaringan air. Tiap sistem menghidupi sistem lainnya. "Prinsip kerjanya sesuai dengan hukum termodinamika," kata Janicki, seperti dikutip dari Wired.com.

Mesin uap menghasilkan panas untuk insinerator yang menerima limbah mentah dan mengeringkannya. Limbah kemudian direbus untuk memisahkan air dari padatan. Insinerator kemudian membakar limbah padatan, menghasilkan uap dengan suhu dan tekanan yang sangat tinggi, yang membantu menghidupkan mesin uap. Melalui generator, tenaga dari mesin uap diubah menjadi listrik. Proses itu terus berulang.

Pada saat yang sama, uap air yang dihasilkan oleh mesin pengering dialirkan melalui saluran yang dilengkapi dengan sistem penyaring. Filter kasar hingga membran halus berukuran setengah mikron yang menyerupai kain goretex akan menahan partikel kotoran. 

Hasil gambar untuk mesin the omniprocessor

Purwarupa OmniProcessor di Washington telah beroperasi sangat baik. Kini, Janicki Bioenergy sedang menyiapkan mesin generasi lanjutan yang mampu mengolah kotoran dari 100 ribu orang. Limbah akan dijadikan bahan baku untuk memproduksi hingga 86 ribu liter air bersih layak minum per hari serta 250 kilowatt listrik. Mesin terbaru itu akan diuji coba di Dakar, Senegal, akhir tahun ini.

Gates memang dikenal aktif berkampanye tentang isu kesehatan dan kemanusiaan. Ia mendanai proyek inovatif ini melalui Gates Foundation, yayasan filantropi yang didirikannya bersama sang istri, Melinda Gates. Pendiri Microsoft ini telah lama berkomitmen membagikan air bersih kepada 700 juta penduduk miskin yang kesulitan mengakses air bersih. "Dengan alat ini, mereka dapat hidup secara sehat dan menjalani kualitas hidup yang lebih baik," ujarnya.

Menurut Gates, sekitar 40 persen populasi dunia atau 2,5 miliar penduduk perkotaan tidak memiliki akses terhadap sanitasi yang memadai. Mereka masih buang air besar di tempat terbuka. Kondisi ini memicu pelbagai masalah kesehatan, seperti penyakit diare yang menjadi penyebab utama kedua atas kematian anak-anak berusia di bawah 5 tahun.

Risiko serupa juga mengancam 2,1 miliar penduduk yang menghuni permukiman padat. Tempat tinggal mereka telah dilengkapi jamban, tapi tanpa sistem pengolahan limbah yang aman dan memadai. Kotoran dari jamban akan langsung terbuang ke lokasi dekat sungai, laut, atau fasilitas umum lain. "Tinja justru bisa mencemari sumber dan pasokan air," kata Gates dalam laman Huffingtonpost, Rabu, 7 Januari 2015.

Sekitar 1,5 juta anak meninggal setiap tahun karena mengkonsumsi makanan dan air yang terkontaminasi kotoran. Di negara-negara berkembang, separuh dari semua pasien di rumah sakit berkaitan dengan masalah air dan sanitasi. Bahkan di India, buruknya praktek sanitasi menyebabkan kerugian ekonomi US$ 54 miliar per tahun atau 6,4 persen dari PDB.

Gates menyadari toilet "Barat" bukanlah jawaban atas persoalan pelik ini. Toilet modern memerlukan infrastruktur saluran pembuangan yang rumit dan tentunya mahal bagi penduduk negara miskin. Biaya perawatannya juga tidak murah. Itu sebabnya, Gates mengandalkan solusi dari proyek-proyek inovatif seperti yang dilakukan OmniProcessor.

Gates sangat yakin bahwa OmniProcessor bakal membawa banyak perubahan. Mesin canggih ini tidak hanya mencegah kotoran manusia mencemari sumber air, tapi juga mengubah limbah menjadi komoditas yang berharga di pasar. "Ini adalah contoh pepatah lama, 'sampah bagi satu orang adalah harta bagi orang lain'," kata dia. 
sumber : https://koran.tempo.co/konten/2015/01/13/361961/Menyulap-Kotoran-Jadi-Air-Minum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar