
Terdengar suara tepuk tangan ketika Bill Gates meminum segelas air
dari keran di pabrik OmniProcessor. "Rasanya sama seperti air mineral
dari kemasan botol," kata Gates, yang didampingi oleh Peter Janicki,
pendiri dan pemimpin pabrik yang berlokasi di kawasan Sedro-Woolley di
Washington, Amerika Serikat.
Air yang diminum Gates, pendiri Microsoft, berasal dari tinja
manusia. Senin pekan lalu, dia mengunggah video minum air itu dalam blog
pribadinya, Gatesnotes.com. Sebelum menjadi air layak minum, limbah
hasil buang hajat itu diolah terlebih dulu dalam OmniProcessor.
Rangkaian mesin seperti pembangkit listrik inilah yang menyulap tinja
menjadi air jernih hanya dalam lima menit. Setelah mempelajari rekayasa
di balik itu, Gates mengatakan, "Saya akan dengan senang hati meminumnya
setiap hari, dan ini aman."

OmniProcessor dirancang dan dibangun oleh Janicki Bioenergy,
perusahaan rekayasa teknologi yang bermarkas di Seattle, Amerika
Serikat. Mesin canggih seharga US$ 1,5 juta ini berfungsi membakar dan
menyaring kotoran manusia untuk menghasilkan listrik dan air. Mesin
beroperasi pada suhu 1.000 derajat Celsius-standar emisi yang ditetapkan
pemerintah Amerika-guna menghasilkan air yang steril dan tidak berbau.
Pendiri Janicki Bioenergy, Peter Janicki, mengatakan
OmniProcessor adalah gabungan antara pembangkit listrik bertenaga uap,
insinerator, dan sistem penyaringan air. Tiap sistem menghidupi sistem
lainnya. "Prinsip kerjanya sesuai dengan hukum termodinamika," kata
Janicki, seperti dikutip dari Wired.com.
Mesin uap menghasilkan panas untuk insinerator yang menerima
limbah mentah dan mengeringkannya. Limbah kemudian direbus untuk
memisahkan air dari padatan. Insinerator kemudian membakar limbah
padatan, menghasilkan uap dengan suhu dan tekanan yang sangat tinggi,
yang membantu menghidupkan mesin uap. Melalui generator, tenaga dari
mesin uap diubah menjadi listrik. Proses itu terus berulang.
Pada saat yang sama, uap air yang dihasilkan oleh mesin pengering
dialirkan melalui saluran yang dilengkapi dengan sistem penyaring.
Filter kasar hingga membran halus berukuran setengah mikron yang
menyerupai kain goretex akan menahan partikel kotoran.

Purwarupa OmniProcessor di Washington telah beroperasi sangat
baik. Kini, Janicki Bioenergy sedang menyiapkan mesin generasi lanjutan
yang mampu mengolah kotoran dari 100 ribu orang. Limbah akan dijadikan
bahan baku untuk memproduksi hingga 86 ribu liter air bersih layak minum
per hari serta 250 kilowatt listrik. Mesin terbaru itu akan diuji coba
di Dakar, Senegal, akhir tahun ini.
Gates memang dikenal aktif berkampanye tentang isu kesehatan dan
kemanusiaan. Ia mendanai proyek inovatif ini melalui Gates Foundation,
yayasan filantropi yang didirikannya bersama sang istri, Melinda Gates.
Pendiri Microsoft ini telah lama berkomitmen membagikan air bersih
kepada 700 juta penduduk miskin yang kesulitan mengakses air bersih.
"Dengan alat ini, mereka dapat hidup secara sehat dan menjalani kualitas
hidup yang lebih baik," ujarnya.
Menurut Gates, sekitar 40 persen populasi dunia atau 2,5 miliar
penduduk perkotaan tidak memiliki akses terhadap sanitasi yang memadai.
Mereka masih buang air besar di tempat terbuka. Kondisi ini memicu
pelbagai masalah kesehatan, seperti penyakit diare yang menjadi penyebab
utama kedua atas kematian anak-anak berusia di bawah 5 tahun.
Risiko serupa juga mengancam 2,1 miliar penduduk yang menghuni
permukiman padat. Tempat tinggal mereka telah dilengkapi jamban, tapi
tanpa sistem pengolahan limbah yang aman dan memadai. Kotoran dari
jamban akan langsung terbuang ke lokasi dekat sungai, laut, atau
fasilitas umum lain. "Tinja justru bisa mencemari sumber dan pasokan
air," kata Gates dalam laman Huffingtonpost, Rabu, 7 Januari 2015.
Sekitar 1,5 juta anak meninggal setiap tahun karena mengkonsumsi
makanan dan air yang terkontaminasi kotoran. Di negara-negara
berkembang, separuh dari semua pasien di rumah sakit berkaitan dengan
masalah air dan sanitasi. Bahkan di India, buruknya praktek sanitasi
menyebabkan kerugian ekonomi US$ 54 miliar per tahun atau 6,4 persen
dari PDB.
Gates menyadari toilet "Barat" bukanlah jawaban atas persoalan
pelik ini. Toilet modern memerlukan infrastruktur saluran pembuangan
yang rumit dan tentunya mahal bagi penduduk negara miskin. Biaya
perawatannya juga tidak murah. Itu sebabnya, Gates mengandalkan solusi
dari proyek-proyek inovatif seperti yang dilakukan OmniProcessor.
Gates sangat yakin bahwa OmniProcessor bakal membawa banyak
perubahan. Mesin canggih ini tidak hanya mencegah kotoran manusia
mencemari sumber air, tapi juga mengubah limbah menjadi komoditas yang
berharga di pasar. "Ini adalah contoh pepatah lama, 'sampah bagi satu
orang adalah harta bagi orang lain'," kata dia.
sumber : https://koran.tempo.co/konten/2015/01/13/361961/Menyulap-Kotoran-Jadi-Air-Minum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar